Langsung ke konten utama

Review GeForce RTX 2070 Super: GPU Monster Untuk Para Sultanian


Saat pertama kalinya Nvidia memamerkan microarchitecture terbaru mereka yang telah dikembangkan di tahun 2018 dengan kode name "Turing", pihak Nvdia menjanjikan kartu grafis tak hanya dengan performanya yang high-end, namun juga mereka menjanjikan fitur Ray-Tracing yang kala waktu itu masih sangat jarang untuk industri Video Game, target pemasaran GPU/VGA mereka. Walaupun mereka terkenal sebagai perusahaan yang mempunyai lini produksi kartu grafis yang fantastis dikalangan "gamer", namun tak jarang juga mereka merilis kartu grafis yang kurang memuaskan walaupun saat diperkenalkan ke publik mereka menjanjikan berbagai janji janji manis seperti performa luar biasa dan digadang gadang akan mengalahkan perusahaan kompetitor mereka (Merah Murah, AMD), seperti contohnya adalah pendahulu dari kartu grafis yang akan kita review kali ini, Geforce RTX 2070. Alih alih berharap untuk memperbaiki perilisan versi dasarnya, seperti biasa Nvdia tak lama ini lagi lagi merilis satu versi "Super" baru untuk kartu grafis yang telah mereka rilis sebelumnya. Kali ini giliran jatah RTX 2070 yang mendapatkan versi "Super" di tahun ini. 

HARGA & KETERSEDIAAN 
Nvidia memang sering sekali berulah dengan teknik teknik marketing pintar namun sangat terasa licik di waktu yang sama seperti contohnya merilis versi "Super" tak lama setelah mereka mirilis versi awal/base dari kartu grafis mereka dengan harga yang tak jauh beda, namun performa yang terasa bagaikan bumi & langit. Menjadikan para konsumen mereka seringkali merasa dilempar jatuhkan ke dalam jurang penuh dengan perangkap & mereka tak dapat berbuat apa-apa melainkan hanya bisa merenung, meratap, juga menyesali perbuatan mereka karena termakan "hype" yang terlalu berlebih (biasanya sih karena saling ribut perang brand antara si "hijau" dengan si "merah").
Untuk RTX 2070 Super kali ini juga memiliki nilai harga yang hampir sama dengan versi sebelumnya, yakni dibandrol dengan harga $499 (sekitar 6-7 jutaan). Bahkan saat peluncurannya, RTX 2070 Super ini dijual dengan harga yang lebih murah dari versi pendahulunya di beberapa tempat, membuat mereka yang telah membeli versi base RTX 2070 menjerit jerit dengan tangisan darah ketika mendengarnya.

Untuk ketersediaanya sendiri, menilai kartu grafis ini berada di kelas high-end dengan harga yang pastinya juga high-end, tidak susah untuk mencari kartu grafis ini baik di toko online maupun toko offline. Untuk di Indonesia ini, negara yang terkenal akan slogan "kere hore"nya, kalian para sultan sultan tampan yang ingin PCnya terlihat menawan dengan kartu grafis idaman, tidak perlu takut akan mendapatkan kesulitan yang berlebih jika kalian ingin mencari kartu grafis ini. Karena tidak akan mungkin kartu grafis ini akan menjadi barang "langka" atau "ghoib" karena diburu oleh kalangan non-sultan di negeri ini. Juga mengingat masa masa mining besar besaran sudah semakin memudar sekarang, membeli kartu grafis ini lewat jalur online dari luar negeri seharusnya sudah menjadi hal yang mudah sekarang.

FITUR & CHIPSET
RTX 2070 Super ini dirancang dengan menggunakan arsitektur sukses mereka yaitu Nvdia Turing dan membuatnya menjadi lebih muda untuk dinikmati oleh konsumen massa yang lebih besar. Kartu grafis ini membawa 2,304 CUDA Cores dari RTX 2070 versi base & menambahkannya menjadi 2,560, juga dengan kapasitas clocks yang lebih besar dengan total 1,770Mhz boost clock. Membuat kartu grafis ini dapat berubah dari monster ke performa yang lebih mengerikan lagi ketika kalian melakukan over clocking pada kartu grafis ini. 

Untuk saat ini, saya masih belum tahu pasti apakah RTX 2070 Super ini memiliki lebih banyak jumlah total kapasitas Ray Tracing & Tensor Cores dibandingkan dengan versi basenya. Namun RTX 2070 Super ini dicantumkan memiliki performa Ray Tracing yang lebih baik dengan angka mencapai di total 7 Giga Rays. Kedua hal ini memanglah sebuah kemajuan dari arsitekturnya, tapi oleh karena itu, kartu grafis ini memakan jumlah daya listrik yang lebih besar dari pendahulunya, sebesar 215 Watts.

PERFORMA
Dengan adanya penambahan kecepatan clocks yang lebih besar dari versi sebelumnya, juga karena jumlah CUDA Cores yang lebih besar, sudah sewajarnya jika RTX 2070 Super ini memiliki performa yang lebih kuat mengkilat dari pendahulunya.

Sebagai contoh dari hasil performa kartu grafis ini, saya mencoba untuk memainkan beberapa game AAA terbaru yang sekarang sudah banyak digunakan sebagai standar untuk tes benchmark dari sebuah kartu grafis bertenaga kuda, salah satunya adalah game Metro: Exodus. Saya berhasil mendapatkan jumlah Frame Per Second (FPS) di kisaran angka 70 yang stabil pada resolusi 1920p dengan setting full rata kanan Ultra pada pengetesan di website Guru3D.


KESIMPULAN
Dengan harga sekitar 7 jutaan, yang terhitung sudah termaksud murah untuk sebuah kartu grafis high-end, dan harga yang sebenarnya tidak berbeda jauh dari versi pendahulunya. Kalian sudah mendapatkan banyak sekali kemajuan kemajuan fitur baru yang kalian tidak dapatkan pada versi pendahulunya. Kartu grafis ini mungkin salah satu kartu grafis high-end terbaik untuk dipasangkan dengan monitor yang memiliki resolusi 1440p ke atas, tanpa perlu cemas akan terjadi stuttering & lagging fps disepanjang permainan kalian. Tentunya selama kartu grafis ini memiliki pasangan komponen lainnya yang sepantaran levelnya dengan dirinya, agar kartu grafis ini bisa mendapatkan performa penuh tanpa adanya hambatan dari komponen yang lebih rendah, atau pada skenario terburuknya.. Bottleneck terjadi karena kalian asal sembarang memasang komponen ke dalam CPU, dengan alasan "sing penting murah cook".

Akhir kata saya sebagai penulis review ini, mengucapkan mohon maaf apabila ada salah dalam pengetikan & juga banyak banyak terimakasih saya berikan kepada kalian yang meluangkan waktunya untuk membaca review ini.

INGAT BRO, JANGAN KEMAKAN HYPE KALO MAU BELI VGA BARU!! TERUTAMA BUAT BRAND SI IJO!! KAGAK NGOTAK SEDIKIT, LANGSUNG ZOOONK BROOO..




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membangun & Mengetes Jaringan Peer to Peer

Ada beberapa hal mendasar yang menjadi perbedaan antara koneksi wireless dan kabel. Salah satunya, kita harus membuat kabel terlebih dahulu, dan juga kabel yang kita buat tersebut harus sesuai dengan apa yang akan kita hubungkan. Karena pada jaringan peer to peer yang menggunakan koneksi kabel, tidak selalu menghubungkan komputer dengan komputer secara langsung. Bisa juga menggunakan perangkat tambahan seperti switch ataupun hub, dengan tujuan agar bisa menghubungkan lebih dari dua komputer. Jadi menentukan tipe kabel yang akan digunakan sangatlah penting. Kita tidak akan mempermasalahkan tentang kabel lebih jauh, saya asumsikan Anda sudah mengerti mengenai susunan kabel UTP serta kegunaannya. Oke, langsung saja kita mulai membangun jaringan peer to peer. Pada tutorial dibawah ini, saya juga menyertakan sedikit tentang subnetting, yang dimaksudkan agar Anda bisa lebih mengerti dengan subnetting. Topologi pertama, menghubungkan dua komputer Apabila komputer yang ingi...

Profil Sekolah & Biodata Siswa

SMK Galajuara atau Sekolah Menengah Kejuruan Galajuara (singkatan GALJUR ) adalah Sekolah Menengah Kejuruan Swasta yang beralamat di Jl. Kaliabang Tengah No. 22 Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. Sekolah Menengah Kejuruan Galajuara adalah bagian dari Institusi Pendidikan yang didirikan oleh Yayasan Galajuara pada tahun 2012. Sekolah ini memiliki program keahlian seperti Akuntansi ( AK ), Admininstrasi Perkantoran ( AP ) dan Teknik Komputer Jaringan ( TKJ ).   Nama: Khafidz Najwa Fitra Alam Kelas: XII.TKJ.II Minat Jurusan: Teknik Komputer Jaringan Alamat: Puri Harapan, Blok D1, No 29 Hobby: Menggambar & Renang Favorite: English & Japanese Learning Kontak: 0895355207662 Social Media: kuha_fidzu (IG)