- BandwithBandwidth adalah besaran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan dalam koneksi melalui sebuah network. Istilah ini berasal dari bidang teknik listrik, di mana bandwidth yang menunjukkan total jarak atau berkisar antara tertinggi dan terendah sinyal pada saluran komunikasi (band).
Jenis bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Secara umum, koneksi dengan bandwidth yang besar/tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman gambar/images dalam video presentation.
- Manajemen BandwithManagement Bandwith, adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk mangatur dan mengoptimalkan berbagai jenis jaringan dengan menerapkan layanan Quality Of Service (QoS) untuk menetapkan tipe-tipe lalulintas jaringan. sedangkan QoS adalah kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian didalam suatu sistem komunikasi data.
- Simple QueuesQueues adalah menu pada winbox dimana kita dapat menggunakan menu ini sebagai metode untuk memanagement bandwith pada suatu koputer client yang sesuai dengan keinginan admin. Dimana computer client di batasi akses upload dan download ke jaringan internet.
- Kabel LAN (Straight)
- Mikrotik
- PC Server
- PC Client
- Router WiFi
TOPOLOGI JARINGAN YANG DIGUNAKAN:
1. Persiapkan Unit PC/Laptop
2. Persiapkan Kabel LAN
3. Sambungkan Kabel LAN Pada Router WiFi4. Sambungkan Ujung Kabel LAN Yang Lain Pada Port Mikrotik
5. Lalu sambungkan kabel LAN lainnya untuk Mikrotik ke unit yang akan dijadikan PC Server & Client
6. Untuk melakukan setting dasar IP, buka aplikasi Winbox pada PC Server maupun PC Client
7. Pada Winbox, pilih menu IP > Adresses > (+)
settingan untuk pc server (port/ether 2 mikrotik)
settingan untuk pc client (port/ether 3 mikrotik)
8. Untuk terhubung ke ISP maka kita perlu mengkonfigurasi DHCP client terlebih dulu, sehingga ISP akan mendapat ip secara otomatis
9. Agar mendapatkan IP public, maka kita perlu mentranslasikan IP terlebih dahulu dengan menggunakan NAT, lakukan penyetingan pada NAT di menu IP, lalu
klik Firewall
10. Pada properties jaringan yang terhubung, klik "Internet Protocol Ver4" lalu beri kedua unit (Server/Client) IP statis dan beri default gateway sesuai dengan port ethernet masing masing unit yang telah disetting
setting untuk pc server (port/ether 2 mikrotik)
setting untuk pc client (port/ether 3 mikrotik)
11. Pada PC Server, kembali ke aplikasi Winbox untuk setting limit Bandwith
12. Pada menu Winbox, klik Queue >> Simple Queue >> (+), lalu isi konfigurasi seperti dibawah ini sebagai contoh percobaan
13. Setelah konfigurasi, kalian dapat melakukan pengetesan kecepatan data upload & download lewat website layanan speed test seperti ini contohnya
speed terlihat tidak melebihi angka 5mbps karena kita melimit bandwith
pada jumlah angka 64k bits/s (62.5mbps)
pada jumlah angka 64k bits/s (62.5mbps)
ANALISIS DATA
Bandwidth
management dapat dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari
squid dengan delay_poolsnya yang cukup efektif untuk membatasi akses
melalui alamat awalan https, sampai kemudian penggunaan metode yang kita
gunakan kali ini, Simple Queue yang dimana dapat digunakan
untuk mengontrol traffic untuk semua port.
Adapun juga port (80) Squid yang kita pergunakan kali ini sebagai DNS proxy. Selain berfungsi untuk bandwidth manajemen memungkinkan penggunanya untuk menghemat bandwidth internet. Squid berfungsi sebagai proxy server, sehingga halaman/file yang sudah diakses oleh pengguna yang menggunakan proxy server yang sama akan disimpan di dalam memory/harddisk. Sehingga ketika pengguna lain ingin mengakses halaman website/file yang sama. Proxy server tinggal memberikan data yang ada di dalam cachenya, sehingga tidak menggunakan koneksi internet lagi. Hal ini menguntungkan kedua belah pihak, karena pengguna akan mendapatkan halaman/file yang diinginkan lebih cepat (karena menggunakan koneksi lokal) dan bandwidth internet secara keseluruhan akan dihemat karena proxy server tidak lagi mengunduh data yang diinginkan pengguna dari internet.
Permasalahan selanjutnya adalah apabila proxy server dan bandwidth manajemen SQ (simple queue) berada dalam satu server yang sama. SQ yang dijalankan dalam satu server dengan proxy akan membatasi semua jenis koneksi yang berasal dari server, tidak perduli apakah traffic itu berasal dari internet atau berasal dari cache proxy. Konfigurasi seperti ini tidak efisien, karena seharusnya pengguna dapat mengunduh data yang terdapat di cache proxy dengan kecepatan penuh. Tanpa dibatasi oleh SQ.
Contoh:
Apabila bandwidth yang tersedia sebesar 512kbps dan dibagi untuk 4 client, masing-masing 128kbps. (Pembatasan dilakukan dengan menggunakan SQ) Maka bandwidth maksimum yang didapatkan oleh client (pengguna) adalah 128kbps, ketika koneksi penuh.
Tidak perduli apakah data yang diakses itu sudah berada di cache proxy atau tidak. Yang kita inginkan adalah apabila data yang ingin diakses sudah berada dalam cache proxy, maka client tersebut harus dapat mengunduhnya dengan kecepatan LAN biasa (100mbps).
Adapun juga port (80) Squid yang kita pergunakan kali ini sebagai DNS proxy. Selain berfungsi untuk bandwidth manajemen memungkinkan penggunanya untuk menghemat bandwidth internet. Squid berfungsi sebagai proxy server, sehingga halaman/file yang sudah diakses oleh pengguna yang menggunakan proxy server yang sama akan disimpan di dalam memory/harddisk. Sehingga ketika pengguna lain ingin mengakses halaman website/file yang sama. Proxy server tinggal memberikan data yang ada di dalam cachenya, sehingga tidak menggunakan koneksi internet lagi. Hal ini menguntungkan kedua belah pihak, karena pengguna akan mendapatkan halaman/file yang diinginkan lebih cepat (karena menggunakan koneksi lokal) dan bandwidth internet secara keseluruhan akan dihemat karena proxy server tidak lagi mengunduh data yang diinginkan pengguna dari internet.
Permasalahan selanjutnya adalah apabila proxy server dan bandwidth manajemen SQ (simple queue) berada dalam satu server yang sama. SQ yang dijalankan dalam satu server dengan proxy akan membatasi semua jenis koneksi yang berasal dari server, tidak perduli apakah traffic itu berasal dari internet atau berasal dari cache proxy. Konfigurasi seperti ini tidak efisien, karena seharusnya pengguna dapat mengunduh data yang terdapat di cache proxy dengan kecepatan penuh. Tanpa dibatasi oleh SQ.
Contoh:
Apabila bandwidth yang tersedia sebesar 512kbps dan dibagi untuk 4 client, masing-masing 128kbps. (Pembatasan dilakukan dengan menggunakan SQ) Maka bandwidth maksimum yang didapatkan oleh client (pengguna) adalah 128kbps, ketika koneksi penuh.
Tidak perduli apakah data yang diakses itu sudah berada di cache proxy atau tidak. Yang kita inginkan adalah apabila data yang ingin diakses sudah berada dalam cache proxy, maka client tersebut harus dapat mengunduhnya dengan kecepatan LAN biasa (100mbps).
Percobaan kali ini mengenai manajemen bandwidth dengan simple queue
dimana kita merancang bandwidth dengan menggunakan alamat ip dari
pengguna. Jika kita ingin membatasi bandwidth lebih dari 1 user, maka
kita perlu mengkonfigurasi nya masing-masing. Konfigurasi pada PC kita
lakukan secara static, karena jaringan yang ada masih cukup kecil dan
tidak terlalu besar.
DHCP client untuk ISP harus kita konfigurasi karena supaya ISP dapat
terhubung langsung ke internet. Disamping itu kita juga perlu
menkonfigurasi NAT nya, supaya IP private yang digunakan oleh client
saat terhubunga ke jaringan luar akan tampak bahwa client menggunakan IP
public yang telah didapatkan dari DHCP client.
Tujuan diadakannya limit bandwidth ini agar client tidak menggunakan bandwidth dengan bebas. Juga untuk me-manage
kecepatan upload dan download sehingga bandwidth jaringan dapat
termanajemen dengan baik dan tidak ada user yang merasa dirugakan
(karena semua sama bandwidthnya, sesuai dengan yang telah
dikonfigurasikan).
Komentar
Posting Komentar